Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teruntuk Kamu Sahabat

Sahabat, lama tak berjumpa. sudah lama semenjak terakhir kali menikmati kopi bersama. kopi yang menurut lidahku terlampau pahit namun menurutmu biasa saja.

sahabat, kenangan akan segelas kopi bersama selalu terbayang dalam kepala. maklum saja, aku yang diawal masa - masa kebersamaan kita tak terbiasa dengan pahitnya kopi,sekarang lebih dari terbiasa akan pahitnya kopi. seolah - olah kopi merupakan oksigen yang bila tak ku hirup, berakhirlah sudah kisahku. harusku akui, bahwa kamulah yang menggajarkanku bagaimana menikmati pahitnya kopi sehingga terasa begitu nikmat.

bagaimana kabarmu sahabat ? semoga kamu baik - baik saja. ah, semoga. pastinya kamu baik-baik saja. sebab seingatku kamu adalah sosok yang paling tangguh diantara kawanan kita dahulu. seharusnya aku tak perlu khawatir padamu.malahan harusnya kamulah yang patut mengkhawatirkan aku. namun tak enak juga menuntut untuk dikhawatirkan walau dulu kita sering mengkhawatirkan. mungkin saat ini kamu lupa untuk mengkhawatirkan kita para sahabatmu dikarenakan kesibukkanmu yang kupantau terlampau padat. meski menurut teman-teman lain,kamu sekedar menyibukkan diri dengan sesuatu yang tak penting. namun kuyakin, bila "sesuatu" itu yang kamu pilih untuk menghabiskan waktumu. pastilah itu penting bagimu.

sahabatku, aku rindu wejangan-wejanganmu disaat kita berbagi rasa melalui perantara kopi. aku rindu duduk bersama menikmati kopi yang menggunggah kata. juga rindu menyelami makna-makna dibalik segala sesuatu yang ada.

sahabatku,saat ini aku membutuhkanmu untuk membaca kerisauanku ini. sebab aku tak tahu lagi kemana aku harus mengeluh.kumohon juga jangan cepat -cepat membaca tulisanku ini. ambillah dulu segelas kopi dan hisap dahulu sebatang rokok. sesekali menyembullah keluar sesekali dari telaga keseharian yang kamu jalani.

sahabatku, aku merasa ada sesuatu yang hilang dalam diri pelajar kini. tak seperti kita dulu, meski dampak dari keterbukaan informasi telah membuat beberapa teman - teman kita jatuh kedalam jurang kenikmatan. namun setidaknya mereka jatuh bersama identitas mereka sebagai pelajar yaitu mengetahui dan menjadikan pengetahuan itu terstruktur sehingga ia menjadi ilmu yang dimana kegiatan ini dinamakan proses belajar. setidaknya mereka jatuh dengan kesadaran, meski kesadaran yang terbangun adalah kesadaran untuk menggapai kesenangan semata. nilai dari tindakan mereka bukan diukur dari kegunaan terhadap orang lain melainkan kegunaan untuk diri sendiri. namun tak pernah sekali mereka meninggalkan kawanannya. malahan mereka saling memengaruhi agar mereka terus bersama - sama. bersama - sama menggapai kenikmatan duniawi. untuk mereka yang jatuh dengan kesadaran pastinya akan mudah untuk bangkit. tinggal kesadaran itu kita gugah untuk melangkah ke kesadaran yang lebih tinggi.

akal sebagai alat filtrasi penyerapan informasi pada tiap lulusan, semakin kemari semakin melemah pada tiap generasi. dan bila ini dibiarkan maka bonus demografi yang seharusnya kita nikmati nanti malahan akan menjadi boomerang bagi kita. bagaimana tidak sahabatku, bila yang berkeliaran nanti adalah manusia - manusia bebas yang bertindak tanpa kesadaran, akan jadi apa negara ini ?. dengan berkeliaran saja mereka memiliki ciri dekstruktif, apalagi mendapatkan tanggung jawab untuk memangku jabatan.

sahabatku, agama yang seharusnya mengambil peran dalam pendidikan moral, seolah - olah kini telah di obral. dampaknya, moral tak lebih dari oral pengetahuan. sekedar tahu. yah, sekedar tahu. jangankan membangun alat filterasi untuk memilah informasi, menyerap informasi yang dibutuhkan saja enggan. ciri pelajar kini cenderung ingin mengetahui apa yang ingin diketahui bukan mengetahui apa yang butuh diketahui.

sahabatku, sepertinya pelajar kini membutuhkan wejangan-wejanganmu seperti dulu yang biasa kamu lakukan terhadap aku, dan kawanan kita. seperti apa yang kamu lakukan kepada anggota organisasi kita dahulu.
sahabatku, pastinya kamu tahu konsekuensi untuk mengetahui.aku tahu betul, kamu tuntas mengenai masalah nilai dari pengetahuan. seperti apa yang biasa kamu katakan, "mengetahui untuk bergerak. maka untuk bergerak benar, kita harus membangun menyerap informasi yang benar. bagaimana cara menyerap informasi benar, yaitu harus berfikir benar".

maka sahabatku, harusnya setelah kamu membaca tulisan ini, kamu pasti akan bertindak. sengaja ku berikan umpan ini padamu agar kamu kembali kepada fitrahmu. sebab tulisan ini untukmu sahabat. seorang yang pernah berjuang bersama. seorang yang pernah berbagi rasa melalui kopi. dan seorang yang mengajarkanku cara menikmati kopi realitas.

sekian dariku sahabat, kini pilihan ada di tanganmu. salam ukhuwah.