Kapal Ini Sendiri, Engkau Dimana ! Genggamlah Tanganku
Dalam dawaiku berlari, angin berhembus dalam dekapan. Dekapan semangat mencakar angkuh dalam pemuda. Pemuda yang berlari dan berlayar di kapal ini. Kapal tak pernah kenal lelah melihat cengkrama. Cengkarama aku dan sahabat-sahabatku.
Kapal yang terus tertatih, dan kapal itu kusebut BTA. Berlayar dalam lautan pelajar, yang gemuruh suara ombak terus mengintai
nahkoda yang siap dilempar kedalam laut. Lautan keluarga ini, dimanakah kau! hangatnya semangat dulu!
Larikah engkau sahabat dalam pelayaran ini! Tak mampukah menahan terjangan ombak dan sambaran petir. Ombak dan petir yang beromantisme dalam menyerang. Entah itu klassik ataupun kekiniian, namun kita harus genggakan tangan, memberpekuat kapal ini, yang mempertemukan kita diwaktu wajah polos kita ditemui. Tawa, haru, bahagia yang masih begitu polos!
Dimakah kau sahabat! telahkah kau kepakan sayap dan terbang meninggalkan kapal ini. Tak mampuku bernyanyi dalam melodi yang kau ciptakan. Biarkan pun berdiri dalam semangat yang tak pernah padam, namun pendustaan diri tak dapat di tepikan, jika kesempurnaan ini hanya hadir jika kau bersua muka dan berjuang bersama-sama.
Suara kapal ini terus membising, membuatku tak bisa lari mencari arah terbangnya dirimu. Biarlah layang-layang yang kau terbangkan dikapal waktu lalu jadi peingangatku kau pernah bersama dan berjuang untuk kapal yang mengarah ke pulau Berdakwah Menjalin Ukhuwah.